Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Stok Terbatas Picu Kenaikan Harga Beras, BI Sibolga Dorong Lakukan Operasi Pasar

Kepala KPw Bank Indonesia Sibolga, Yuliansah Andrias memaparkan pertumbuhan ekonomi terkini triwulan I/2023 dalam acara bincang bersama media di Sibolga

Kota Sibolga - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga dalam waktu dekat akan melaksanakan operasi pasar, dalam rangka menekan laju harga beras di daerah khususnya di Kota Sibolga.

Demikian disampaikan Kepala KPw BI Sibolga, Yuliansah Andrias di Sibolga, dalam acara Bincang Bersama Media disalah satu cafe di Sibolga, pada Kamis (16/2/2023).

Andrias membenarkan bahwa komoditi pangan beras sejak Januari 2023 mengalami kenaikan. Kenaikan tidak hanya terjadi di Sibolga tetapi juga disejumlah daerah lainnya di Indonesia. Apalagi, Sumut merupakan lumbung beras terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat. Sehingga dampak kenaikan beras tersebut langsung terasa.

Masih kata Andrias. Kenaikan harga beras dua bulan terakhir dipicu oleh kelangkaan stok dipasaran. Sejumlah daerah khususnya diwilayah kerja BI Sibolga mengalami keterlambatan panen raya yang disebabkan oleh cuaca yang kurang baik.

"Untuk antisipasi itu, dalam waktu dekat BI akan berkoordinasi dengan instansi terkait melalui TPID, bagaimana agar situasi ini tidak berlangsung lama," ujarnya.

Dalam waktu dekat, lanjut Andrias. BI Sibolga dan TPID akan menggelar operasi pasar untuk memicu stabilitas harga beras. Selain itu, BI akan mendorong sejumlah daerah yang memiliki stok beras berlebih agar bersedia mengover ke daerah yang kekurangan.

"Pastinya, operasi pasar ya. Operasi pasar ini akan kita lakukan dalam waktu dekat. Tentunya kita akan koordinasi dulu dengan Pemko Sibolga. Ada TPID juga kan," katanya menjawab limakabar.com

Sebagaimana diketahui, memasuki tahun 2023, komoditi pangan beras merangkak naik di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Kenaikan ini memberi dampak terhadap pedagang sembako di pasar Sibolga Nauli.

Sejumlah pedagang beras mengeluh pendapatannya menurun akibat kenaikan tersebut. Untuk menjaga daya beli masyarakat, pedagang banyak yang beralih ke beras Bulog yang harganya relatif lebih murah. Sayangnya, untuk mendapatkan beras Bulog ini, pedagang dibebani sejumlah syarat oleh Bulog Sibolga.B ahkan pedagang sembako grosiran rela menjual berasnya dengan cara eceran.

"Kek manalah, Bang. Kami pun gak tau apa sebabnya. Harapan kami cepatlah harga normal lagi," keluh umak Asra boru Sianturi, salah satu pedagang beras grosiran di pasar Sibolga Nauli.

Kenaikan harga beras juga terdampak pada konsumen. Boro Manalu (36) warga Kelurahan Pancuran Kerambil mengaku saat ini membeli beras dengan cara eceran. Keadaan itu memaksa dirinya harus berbelanja 2 hingga 3 kali dalam 1 minggu, yang biasanya hanya 1 kali saja.

"Kini belinya 1 solop, 2 solup. Biasanya bang, beli yang 5 atau 10 kilo. Jadi sering-seringlah awak ke pasar. Berat diongkos,Bang. Tapi mau gimana lagi. Namanya pun kebutuhan pokok," pungkasnya.--SW25--

Posting Komentar

0 Komentar