Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ketum PP PERTI Beri Kuliah Umum di Ponpes Bi'tsatul Islamiyah Panyabungan. Beberkan Peran Strategis Pesantren dalam Pengembangan Akhlaq

Buya H.M. Syarfi Hutauruk bersama santriwati Ponpes Bi'tsatul Islamiyah, Panyabungan, Kab. Madina

Panyabungan - Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP PERTI), Buya H.M. Syarfi Hutauruk, memberikan kuliah umum di Pondok Pesantren (Ponpes) Bi'tsastul Islamiyah, Desa Simpang Suga, Desa Parmompang, Kecamatan Panyabungan Timur, Kab. Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada Rabu (1/11/2023).

Kehadiran Buya Syarfi disambut ketua dan pimpinan Ponpes H. Abdul Bais Nasution, Lc, MA.

Dalam kuliah umum yang berlangsung 60 menit tersebut, dihadapan ratusan santri dan santriwati Ponpos Bi'tsatul Islamiyah, Buya Syarfi menekankan pentingnya menjaga semangat perjuangan Islam melalui pondok-pondok pesantren.

Buya Syarfi mengatakan, jauh sebelum Indonesia mengenal sistem pendidikan modern saat ini, pondok pesantren adalah lembaga pendidikan pertama yang memberikan pengajaran kepada santrinya dengan cara tradisional.

Baru setelah sistem pendidikan modern mewarnai pendidikan nasional, pesantren pun memberikan penyesuaian. Akulturasi sistem atau metode pendidikan itu melahirkan sistem pendidikan modern di pesantren yang dikenal dengan nama pesantren modern.

Dengan demikian, santriwan atau santriwati yang memilih melanjutkan pendidikannya ke pondok-pondok pesantren atau madrasah-madrasah adalah pilihan tepat dan modern. 

Tepat karena di pesantren diajarkan segala bentuk disiplin ilmu baik berbasis Islam maupun berbasis keilmuan umum. Disebut modern karena Ponpes atau madrasah berhasil mengakulturasi dua sistem pendidikan sekaligus sehingga melahirkan santrian unggul disegala aspek kehidupan.

"Jadi anak santri tidak boleh minder. Dan para guru atau ustadz dan ustadzah pun tidak boleh kecil hati. Dipundak kalian, masa depan bangsa yang berakhlaqul karimah diletakkan dan dipundak kalian masa depan agama ini juga diletakkan," kata Buya Syarfi.

Buya Syarfi dihadapan santriwan dan santriwati Ponpes Bi'tsatul Islamiyah Panyabungan

Ia juga menjelaskan, tantangan yang dihadapi oleh pengelola dan tenaga pendidik di pondok pesantren dan madrasah tidaklah ringan. Sejumlah persoalan klasik ponpes dan madrasah masih ditemuka saat ini. Mulai dari infrastruktur yang ala kadarnya hingga perhatian pemerintah yang masih belum merata.

"Namun, itu tidak bisa kita jadikan dasar menurunnya kualitas pendidikan Islam. Karena banyak fakta sejarah yang membuktikan, ada ribuan tokoh yang dilahirkan untuk bangsa ini yang pembinaan pendidikannya melalui pondok-pondok pesantren yang dari aspek sarana dan prasarana jauh lebih memprihatinkan dari saat ini," ungkapnya.

Ia pun berharap, santriwan dan santriwati yang benar-benar mencintai almamaternya, saat diberi keluasan rezeki dan kewenangan (jadi penguasa), secara moral bertanggungjawab untuk mengembangkan pondok pesantren dan madrasah.

"Jadi, secara moral anak-anakku seluruhnya bertanggungjawab secara moral untuk membesarkan pesantren dan madrasah. Kenapa? Karena satu fase penting pengembangan pengetahuan ke-Islaman kalian dimulai dari sini. Maka jika kelak kalian menjadi orang sukses dan berhasil, wajib hukumnya memperhatikan pondok pesantren dan madrasah," ucap Buya Syarfi yang sejak usia 7 tahun telah mengenyam pendidikan di pondok pesantren atau madrasah.

Pada kesempata itu, Syarfi juga meminta agar para santri menjaga ukhuwah islamiyah yang dewasa ini semakin terkikis.

Syarfi mengatakan, ukhuwah islamiyah adalah ruh dari perjuangan Islam. Jika ruh itu mati maka Islam akan dengan sangat mudah diporak-porandakan oleh kelompok lain.

"Pelajari esensi ukhuwah islamiyah dengan benar. Resapi dengan mendalam. Aktualisasikan dalam kehidupan kalian sehari-hari dan dimulai dari lingkungan terdekat," ajak Buya Syarfi.

"Karena dengan aqidah yang kuat, kita bisa bertahan dengan segala rongrongan namun dengan ukhuwah islamiyah yang kuat kita bisa memenangkan perjuangan dan penindasan." ucapnya.

Buya Syarfi pun mencontohkan realitas saudara-saudara muslim Palestina yang mampu bertahan puluhan tahun dari kekejaman zionis Israel. Hal itu bisa terjadi karena kuatnya aqidah yang terpatri dihati setiap orang Palestina. 

Namun, karena ukhuwah islamiyah umat Islam masih berorientasi pada hal-hal sosial tidak kaffah, maka kemenangan untuk Palestina sulit terwujud hingga saat ini.

"Ironisnya, karena lemahnya rasa persaudaraan itu, saat ini masih banyak kita temukan orang Islam yang memojokkan perjuangan Rakyat Palestina. Ini salah satu contoh tipisnya rasa persaudaraan sesama saudara seiman," ujar Buya Syarfi.

Buya Syarfi pun berharap pondok pesantren dan madrasah memberikan pemahaman hakekat persaudaraan dalam Islam yang kaffah agar ruh perjuangan Islam tetap menyala.

"Kita bersaudara karena ikatan iman kita kepada Allah. Dan dengan ikatan persaudaran itulah nanti kita akan ditanya akan sikap kita terhadap saudara-saudara seiman kita yang lain," pungkasnya.

Selain memberikan kuliah umum, Buya Syarfi dan rombongan juga meninjau fasilitas pondok pesantren Bi'tsatul Islamiyah. Selain itu secara pribadi Buya Syarfi juga memberikan bantuan untuk pengembangan pondok pesantren tersebut. (SW25)

Posting Komentar

0 Komentar